Synopsis: Wild Child
Poppy
Moore (17 tahun) adalah seorang remaja cewek yang baru beranjak dewasa, sering
berbuat onar dan mengadakan pesta di rumahnya dengan teman-temannya di Malibu,
Amerika Serikat. Tidak hanya itu, Poppy juga seringkali membagi-bagikan barang-barang
milik ibu tirinya kepada teman-temannya. Hingga pada akhirnya sang ayahnya,
Gerry Moore tak tahan dan kemudian mengirimkan Poppy untuk bersekolah di Abbey
Mount, di Inggris. Sekolah Abbey Mount didirikan sejak tahun 1797, merupakan sekolah asrama pribadi bagi anak perempuan
yang berumur antara 11 - 17 tahun. Sekolah ini adalah salah satu institusi
Inggris terbaik bagi wanita muda yang terkenal akan aturan-aturan ketatnya. Selama
tinggal di asrama, Poppy berbagi kamar dengan ke-4 teman barunya yaitu, Kate,
Josie, Kiki, dan Drippy. Di sekolah barunya tersebut, Poppy tetaplah seorang trouble maker,
bahkan di hari pertamanya bersekolah Poppy sukses menjadi musuh besar bagi
siswi paling disegani sekaligus ketua OSIS
di Abbey Mount yaitu Harriet. Meski Poppy terlihat menyebalkan, keempat teman
sekamarnya sebenarnya sangat menyayangi Poppy. Dengan
mengerahkan segala cara, mereka ke-4 teman baru Poppy berusaha membantunya agar
bisa dikeluarkan dari sekolah. Poppy dan ke-4 teman-temannya benar-benar
membuat ricuh di sekolah, mulai dari memasang iklan Harriet di kotak telepon umum, membuat air
kolam renang berwarna merah, menukar kaset listening pelajarannya, dan merusak
tape mobil pengawasnya. Sampai akhirnya Poppy harus melanggar aturan terberat
dari sekolah yaitu berpacaran di lingkungan sekolah. Untuk melakukan aksinya
tersebut, Poppy harus berkencan dengan Freddie Kingsley, anak Mrs Kingsley (kepala sekolah) sehingga kericuhan yang
dibuat oleh Poppy tersebut dapat dimasukkan dalam Sidang Kehormatan sehingga
secepatnya Poppy akan dikeluarkan dari Abbey Mount.
Poppy yang
awalnya tidak nyaman di Abbey Mount, lambat laun mulai merasakan betapa
teman-teman sekamarnya sangat baik padanya. Apalagi belakangan ia tahu bahwa
sahabatnya di Malibu, Ruby ternyata berselingkuh dengan pacarnya, Roddy. Persahabatan
Poppy dengan ke-4 teman sekamarnya semakin erat setelah mereka bersama-sama
bermain Lacrosse (bola tongkat) untuk tim sekolah. Poppy kemudian mengetahui
sebuah alasan kenapa ayahnya mengirimnya ke Abbey Mount. Rupanya, ibunya dulu
pernah bersekolah di tempat yang sama, dan bermain Lacrosse pula, sama seperti
Poppy sekarang. Semenjak saat itu, Poppy berubah menjadi gadis yang bertanggung
jawab, menemukan arti sebuah persahabatan, dan mulai memahami bahwa ayahnya
sangat menyayangi dirinya. Poppy akhirnya
menyadari bahwa perbuatannya semua ini salah, ia pun akhirnya dapat membuktikan
bahwa ia juga dapat berprestasi dengan cara membawa tim Lacrosse Abey Mount
menjadi juara nasional. Hingga akhirnya sang ayah datang untuk menjenguknya dan
bangga terhadap apa yang telah Poppy lakukan. Akhirnya, Harriet
dikeluarkan dari Abbey Mount dan Poppy serta teman-temannya dan Freddie
berlibur ke rumah Poppy di Malibu, Amerika Serikat.
Analisis
Tokoh: Poppy Moore
1.
Perkembangan Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia &
Olds, 2001). Perkembangan fisik pada tokoh Poppy Moore adalah perkembangan pada
tahap masa remaja, yaitu proses peralihan dari tubuh kanak-kanak yang cirinya hanya
meliputi pertumbuhan tulang dan otot (bertambah tinggi dan bertambah berat) menuju
proses tubuh dewasa yaitu kematangan bentuk fisik, meliputi kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksinya yang ditandai dengan haid dan disertai dengan
terdapat beberapa tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar,
berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan
bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Pada film Wild
Child, ketika Poppy bersekolah di Abbey Mount, Poppy mengalami masa transisi
dalam perkembangan kognitifnya, saat berada di Malibu, Amerika Serikat, Poppy
adalah sosok anak yang cenderung egois, dan belum mampu berpikir secara logis,
semua tingkah lakunya tidak pernah dipikirkan secara matang apa akibat
kedepannya, Poppy hanya memikirkan bagaimana membuat dirinya merasa senang pada
saat itu. Namun, ketika Poppy bersekolah di Abbey Mount, Poppy diajarkan
bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain melalui bahasa yang baik.
Perlahan Poppy dapat meninggalkan pemikirannya yang cenderung masih anak-anak,
walaupun belum mencapai tahap kematangan dewasa, tetapi Poppy mampu berpikir
lebih logis dan idealis tentang apa yang dialaminya. Poppy lebih mempunyai bayangan
bahwa apa yang dilakukan pada saat ini pasti akan mendatangkan efek dimasa yang
akan datang. Poppy mulai belajar memperkirakan konsekuensi dari tindakannya
saat ini, termasuk kemungkinan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun
orang lain. Selain itu, Poppy juga mampu membayangkan serta membuat perencanaan
tentang sesuatu yang diinginkan untuk masa depannya.
3. Perkembangan
Sosioemosional
Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan
(dalam Santrock, 2003: 220) mengemukakan bahwa remaja mulai belajar mengenai
pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Pada tokoh Poppy Moore, pelan-pelan Poppy mulai belajar memahami
orang lain, dengan tidak lagi egois atau tidak lagi berpikir hanya dari sudut
pandangnya, tetapi juga dari sudut pandang orang lain. Poppy mulai belajar
untuk memahami dan mendengarkan minat serta pandangan teman-teman disekitarnya
yang dapat memudahkan Poppy untuk masuk dalam komunitas temannya tersebut. Melalui
interaksi dengan teman sebayanya, Poppy diajarkan bagaimana menghormati serta bersikap
yang menyenangkan dan baik bagi orang lain, bagaimana seharusnya bekerjasama
dengan orang lain serta menghargai diri sendiri dan orang lain. Lewat peran lingkungan
sekolah dan sahabatnya, Poppy diajarkan bagaimana situasi ketika berada dalam
interaksi kelompok yang menguatkan satu sama lain dengan memberikan dukungan sosial,
seperti memberikan pertolongan dan nasihat serta saran. Selama Poppy berada di
sekolah Abbey Mount, tak hanya hubungan dengan teman-temannya saja yang
membaik, tetapi juga hubungan dengan orang tuanya. Sebelumnya terjadi konflik
antara Poppy da ayahnya (Gerry Moore). Poppy yang keras kepala, seringkali
membantah bahkan melawan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Kurangnya perhatian dari
sang ayah serta kematian ibunya ketika Poppy berusia 11 tahun membuatnya merasa
sangat kesepian dan menjadikannya alasan untuk selalu membuat masalah. Apalagi
ketika sang ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan Rosemary, Poppy merasa takut
jika perhatian ayahnya tidak akan setulus ketika Poppy tidak memiliki ibu tiri.
Oleh karena itu, seringkali Poppy berbuat onar dirumahnya. Menurut Papalia and
Olds, kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan
keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993;
Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Berkat dukungan
dan peran lingkungan barunya di Abbey Mount, Poppy kini menjadi anak yang tak
hanya bersikap baik kepada orang tuanya, tetapi Poppy juga menjadi anak yang
lebih peka dan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Poppy kini lebih
bersikap terbuka dan mau menerima masukan dari orang lain.